DISKRIMINASI PRODUK LOKAL OLEH PRODUK IMPOR
Di jaman globalisasi seperti sekarang ini segala
informasi dengan sangat mudahnya masuk, dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Hal itu menyebabkan produk-produk impor sangat mudah untuk masuk dan
beredar di negeri ini. banyak dampat yang akan muncul dari hal tersebut dari
hal yang positif sampai hal yang negatif. Hal-hal yang berdampak positif
diantaranya komunikasi lebih mudah dengan orang dari jarak jauh, bisa nengenal
budaya asing, bisa memiliki barang dari produk impor, dan sebagainya. Tetapi
dari itu semua jangan lupakan dampak negatifnya, dampak negatif dari hal
tersebut adalah memudarnya budaya lokal, orang-orang lebih bersifat
individualisme , dan tersisihnya produk dalam negeri oleh produk impor (luar
negeri). Bahka produk impor sudah lebih mendominasi dari produk lokal. Jika hal
ini berlangsung terus maka itu bsa menyebabkan produk lokal sulit berkembang di
pasar global karena anggapan masyarakat produk lokal itu kualitasnya lebir
rendah dari produk impor. Kanapa anggapan masyarakat bisa lebih memilih produk
impor dari pada produk lokal? Apakah dampak dari kurangnya minat masyarakat
dengan produk lokal? Bagaimana cara untuk merubah bahkan menghapus pandangan
orang terhadap kualitas produk impor lebih baik dari pada produk lokal?
Indonesia adalah negara yang menyimpan berbagai macam
potensi. Baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dalam hal
ini, kami akan membahas tentang potensi sumber daya manusia. Di Indonesia,
banyak orang yang memiliki inovasi dan ide kreatif dalam menciptakan sebuah
produk baru. Namun, kurangnya permintaan pasar terhadap produk tersebut membuat
inovasi cemerlang ini melemah.
Konsumen di Indonesia, cenderung membeli dan mengkonsumsi
produk dari luar negeri. Padahal, banyak produk Indonesia yang tidak kalah bagus.
Untuk membuktikan hipotesa kami, kalian bisa melihat barang-barang yang kalian
gunakan dan kemungkinan besar banyak produk yang berasal dari luar negeri.
Indonesia mengalami kendala mengenai produk dalam negeri
yang kalah saing dengan produk luar negeri.Indonesia seharusnya bisa menjadi
pusat perdagangan di Indonesia sendiri tanpa harus membeli produk dari luar
negeri.Indonesia kalah dalam bersaing di dunia perdagangan disebabkan karena
kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemakaian produk lokal.Karena kebanyakan
dari masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi atau menggunakan produk
luar dari pada dalam. Serta, gaya mewah yang terjadi apabila memakai produk
luar. Tingkat gengsi yang tinggi pun merupakan faktor utama penyebab hal ini
terjadi .
Padahal, apabila konsumen Indonesia lebih memilih untuk
membeli dan mengkonsumsi produk dalam negeri ,hal ini akan meningkatkan
produksi unit kecil menengah (UKM) sehinnga ukm akan berkembang dan menjadi
perusahaan besar hal ini akan meningkatkan produksi. Dalam melakukan produksi,
perusahaan pasti membutuhkan tenaga kerja.Sehingga tingkat pengangguran di
Indonesia dapat di tekan seminimal mungkin. Dengan demikian, taraf hidup
masyarakat akan meningkat. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang memiliki
pengangguran dan memiliki pekerjaan maka hal ini akanmeningkatkan pajak
sehingga devisa negara akan meningkat. Dengan meningkatnya devisa negara
pembangunan dan kesejaterahan akan semakin merata.
Produk
lokal kurang diminati karena ada beberapa faktor yang mentebabkan produk impor
lebih diminati masyarakat dari pada produk lokal. Faktor-faktor tersebut antara
lain kurangnya mutu produk dalam negeri dibandingkan dengan produk
impor, kurangnya kesadaran dan kebanggaan untuk menggunakan produk dalam
negeri, kurangnya perhatian pemerintah pada produk dalam negeri.
Kurangnya mutu produk dalam negeri
dibandingkan dengan produk impor disebabkan karena adanya proses belajar orang
indonesia yang hanya mengandalkan pengalaman tanpa memahami penguasaan konsep
yang benar dari hal tersebut maka kualitas orang indonesia menjadi rendah dan
berdampak kepada sistem produksi yang dihasilkan agar barang yang dihasilkan
menjadi murah dan banyak konsumen yang membeli maka produsen menurunkan mutu
produknya, ini yang membuat produk-produk dalam negeri menjadi lebih rendah
mutunya jika dibandingkan dengan produk-produk yang diproduksi negara-negara
maju.
Kurangnya kesadaran dan kebanggaan
untuk menggunakan produk dalam negeri karena menurut para konsumen produk luar
negeri, yang membuat produk dalam negeri terpuruk adalah tidak sebandingnya
harga dengan kualitas produk dalam negeri. Alasan mereka bahwa produk dalam
negeri memiliki kualitas rendah tetapi dipatok dengan harga yang cukup tinggi.
Berbeda dengan produk luar negeri yang mereka anggap sebanding antara kualitas
dan harganya. Walaupun memiliki harga yang relatif lebih mahal, tetapi mereka
tidak segan mengorbankan uang yang lebih banyak untuk barang tersebut.
Kurangnya perhatian pemerintah pada
produk dalam negeri jika pejabat publik, yang seharusnya jadi panutan, justru
lebih suka menggunakan produk luar negeri. Bagaimana bisa meminta masyarakat
mencintai produk negeri sendiri? Demikian pula produsen, jika mereka sendiri
lebih mencintai produk luar negeri, bagaimana mungkin mengharapkan konsumen
Indonesia mencintai produk buatan mereka? Jelas saja kalau konsumen akan
ikut-ikutan mengkonsumsi produk impor dari pada produk lokal.
Ada
beberapa dampak yang akan ditimbulkan akibat masyarakat lebih memilih untuk
menggunakan produk impor dari pada produk lokal. Beberapa dampak tersebut
adalah produksi nasional menurun, lapangan kerja semakin sedikit,
pengangguran meningkat, pembangunan terhambat, kesejahteraan masyarakat
memburuk.
Produksi lokal menurun karena
sedikitnya permintaan pasar terhadap produk lokal. Jika permintaan pasar
sedikit akan menyebabkan perusahan-perusahan lokal yang memproduksi produk
lokal tidak mau lagi memproduksi produk lokal. Mungkin saja ini akan
menyebabkan mereka beralih, dan bergabung dengan perusahan perusahan asing
untuk mendapatkan keuntungan.
Lapangan kerja semakin sedikit, hal
ini juga disebabkan oleh rendahnya permintaan pasar terhadap produk lokal.
Karena jika rendah permintaan pasar terhadap produk lokal, maka hal tersebut
akan menyebabkan masyarakat lokal yang mempunyai usaha untuk memproduksi produk
lokal semakin sedikit, dan lapangan pekerjaan pun ikut menyusut.
Pengangguran meningkat juga banyak disebabkan
oleh rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan produk lokal. Hal ini karena
jika produk lokal kurang diminati akan menyebabkan perusahan-perusahan kecil
sampai menengah yang ada dalam negeri menjadi tidak bisa berkembang. Hal ini
lah yang menyebabkan benyak pengangguran karena lapangan pekerjaan semakin
berkurang di dalam negeri.
Pembangunan terhambat sebagian besar
disebabkan karena kerisisnya Negara karena bidang ekonomi. Hal ini banyak
disebabkan oleh pendapatan negara yang semakin berkurang karena produk impor
lebih laku dari pada produk lokal. Padahal produk negara sendiri bisa tidak
laku di negara itu. Sebagai contoh di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh
trasportasi. Pembangunan disana sangat terbelakang jika dibandingkan dengan di
daerah-daerag perkotaan.
Karena
masyarakat banyak yang menganggur, jadi mereka tidak akan mendapatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap hari. Dan juga akan
berdampak pada permasalahan yang selalu dihadapi oleh negara Indonesia yaitu
kemiskinan yang meraja lela. Dengan demikian dapat dipastikan banhwa masyarakat
tidak sejahtera.
Dari
dampak-dampak yang dapat
ditimbulkan oleh terjadinya diskriminasi produk lokal oleh produk impor, ada
beberapa cara untuk menanggulangi agar produk lokal tidak kalah saing dengan
produk impordengan berbagai cara antara lain meningkatkan daya saing produk
lokal, Mengeluarkan kebijakan safeguard, Solusi complementary,
Solusi voluntary export restraint (VER), Standarisasi bagi sebuah produk,
Turunkan pajak ekspor semaksimalnya.
Meningkatkan
daya saing produk lokal Caranya adalah dengan memperbaiki masalah infrastruktur.
Karena mustahil bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara maju bila
tidak ditopang dengan infrastruktur yang memadai. Disini pemerintah paling
berpengaruh untuk memperbaiki infrastruktur negara yang akan menunjang
pengembangan produk lokal. Dengan begitu produk lokal akal lebih mudah berasing
dengan produk-produk dari negara-negara luar.
Mengeluarkan kebijakan safeguard
yaitu pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). Strategi ini dilakukan
jika memang pemerintah tidak mampu berkompetisi dengan beberapa sektor
perdagangan luar negeri sehingga produk impor tidak terlalu banyak di negara
kita. Hal ini akan menyebabkan di negara kita akan lebih banyak beredar produk
lokal dari pada produk impor.
Solusi complementary seperti apa
yang dikatakan oleh A Prasetyantoko (analis kebijakan dari Center for Financial
Policy Studies), Indonesia perlu memperhatikan struktur produksi dan ekspor
mana yang berbeda dari negara luar. Jadi apa yang tidak di produksi di negara
luar, maka produk itu dapat dijadikan produk ekspor andalan Indonesia ke negara
luar. Itulah yang disebut dengan solusi complementary atau kebijakanperdagangan
yang saling melengkapi antara Indonesia dengan negara luar.
Dengan VER, Indonesia dapat meminta
negara luar untuk secara sukarela membatasi ekspornya ke Indonesia. Caranya
adalah dengan meminta negara luar mencabut subsidi ekspor dan membeli lebih
banyak lagi dari Indonesia. Ini akan bisa memperkenalkan produk-produk dari
Indonesia ke negara-negara luar. Dan juga akan menyebabkan berkembangnya
perekonomian Indonesia untuk yang lebih maju.
Dengan penerapan standarisasi bagi
sebuah produk diharapkan mutu dari suatu produk terjamin, sehingga masyarakat
kita akan lebih percaya terhadap produk yang dihasilkan dari dalam negerinya
sendiri. Dengan penerapan tindakan ini diharapkan dapat meminimalisasi pasokan
barang-barang impor yang masuk ke negara Indonesia ini. Dan akan menyebabkan masyarakat lebih mencintai produk
lokal dari pada produk impor.
Turunkan pajak ekspor semaksimalnya,
dan perketat pajak masuknya barang impor yang tentunya dengan harga yang
demikian murah dapat menghancurkan industri dalam negeri yang baru bertumbuh.
Jika hal tersebut terjadi, akan menyebabkan negara lain akan berpikir untuk
mengekspor barang ke Indonesia karena pajak yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar