Rabu, 09 Januari 2019

Esai Diskriminasi Produk Lokal Dengan Produk Impor


DISKRIMINASI PRODUK LOKAL OLEH PRODUK IMPOR

Di jaman globalisasi seperti sekarang ini segala informasi dengan sangat mudahnya masuk, dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal itu menyebabkan produk-produk impor sangat mudah untuk masuk dan beredar di negeri ini. banyak dampat yang akan muncul dari hal tersebut dari hal yang positif sampai hal yang negatif. Hal-hal yang berdampak positif diantaranya komunikasi lebih mudah dengan orang dari jarak jauh, bisa nengenal budaya asing, bisa memiliki barang dari produk impor, dan sebagainya. Tetapi dari itu semua jangan lupakan dampak negatifnya, dampak negatif dari hal tersebut adalah memudarnya budaya lokal, orang-orang lebih bersifat individualisme , dan tersisihnya produk dalam negeri oleh produk impor (luar negeri). Bahka produk impor sudah lebih mendominasi dari produk lokal. Jika hal ini berlangsung terus maka itu bsa menyebabkan produk lokal sulit berkembang di pasar global karena anggapan masyarakat produk lokal itu kualitasnya lebir rendah dari produk impor. Kanapa anggapan masyarakat bisa lebih memilih produk impor dari pada produk lokal? Apakah dampak dari kurangnya minat masyarakat dengan produk lokal? Bagaimana cara untuk merubah bahkan menghapus pandangan orang terhadap kualitas produk impor lebih baik dari pada produk lokal?
          Indonesia adalah negara yang menyimpan berbagai macam potensi. Baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dalam hal ini, kami akan membahas tentang potensi sumber daya manusia. Di Indonesia, banyak orang yang memiliki inovasi dan ide kreatif dalam menciptakan sebuah produk baru. Namun, kurangnya permintaan pasar terhadap produk tersebut membuat inovasi cemerlang ini melemah.
       Konsumen di Indonesia, cenderung membeli dan mengkonsumsi produk dari luar negeri. Padahal, banyak produk Indonesia yang tidak kalah bagus. Untuk membuktikan hipotesa kami, kalian bisa melihat barang-barang yang kalian gunakan dan kemungkinan besar banyak produk yang berasal dari luar negeri.
           Indonesia mengalami kendala mengenai produk dalam negeri yang kalah saing dengan produk luar negeri.Indonesia seharusnya bisa menjadi pusat perdagangan di Indonesia sendiri tanpa harus membeli produk dari luar negeri.Indonesia kalah dalam bersaing di dunia perdagangan disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemakaian produk lokal.Karena kebanyakan dari masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi atau menggunakan produk luar dari pada dalam. Serta, gaya mewah yang terjadi apabila memakai produk luar. Tingkat gengsi yang tinggi pun merupakan faktor utama penyebab hal ini terjadi .
          Padahal, apabila konsumen Indonesia lebih memilih untuk membeli dan mengkonsumsi produk dalam negeri ,hal ini akan meningkatkan produksi unit kecil menengah (UKM) sehinnga ukm akan berkembang dan menjadi perusahaan besar hal ini akan meningkatkan produksi. Dalam melakukan produksi, perusahaan pasti membutuhkan tenaga kerja.Sehingga tingkat pengangguran di Indonesia dapat di tekan seminimal mungkin. Dengan demikian, taraf hidup masyarakat akan meningkat. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang memiliki pengangguran dan memiliki pekerjaan maka hal ini akanmeningkatkan pajak sehingga devisa negara akan meningkat. Dengan meningkatnya devisa negara pembangunan dan kesejaterahan akan semakin merata.
         Produk lokal kurang diminati karena ada beberapa faktor yang mentebabkan produk impor lebih diminati masyarakat dari pada produk lokal. Faktor-faktor tersebut antara lain kurangnya mutu produk dalam negeri dibandingkan dengan produk impor, kurangnya kesadaran dan kebanggaan untuk menggunakan produk dalam negeri, kurangnya perhatian pemerintah pada produk dalam negeri.
      Kurangnya mutu produk dalam negeri dibandingkan dengan produk impor disebabkan karena adanya proses belajar orang indonesia yang hanya mengandalkan pengalaman tanpa memahami penguasaan konsep yang benar dari hal tersebut maka kualitas orang indonesia menjadi rendah dan berdampak kepada sistem produksi yang dihasilkan agar barang yang dihasilkan menjadi murah dan banyak konsumen yang membeli maka produsen menurunkan mutu produknya, ini yang membuat produk-produk dalam negeri menjadi lebih rendah mutunya jika dibandingkan dengan produk-produk yang diproduksi negara-negara maju.
       Kurangnya kesadaran dan kebanggaan untuk menggunakan produk dalam negeri karena menurut para konsumen produk luar negeri, yang membuat produk dalam negeri terpuruk adalah tidak sebandingnya harga dengan kualitas produk dalam negeri. Alasan mereka bahwa produk dalam negeri memiliki kualitas rendah tetapi dipatok dengan harga yang cukup tinggi. Berbeda dengan produk luar negeri yang mereka anggap sebanding antara kualitas dan harganya. Walaupun memiliki harga yang relatif lebih mahal, tetapi mereka tidak segan mengorbankan uang yang lebih banyak untuk barang tersebut.
        Kurangnya perhatian pemerintah pada produk dalam negeri jika pejabat publik, yang seharusnya jadi panutan, justru lebih suka menggunakan produk luar negeri. Bagaimana bisa meminta masyarakat mencintai produk negeri sendiri? Demikian pula produsen, jika mereka sendiri lebih mencintai produk luar negeri, bagaimana mungkin mengharapkan konsumen Indonesia mencintai produk buatan mereka? Jelas saja kalau konsumen akan ikut-ikutan mengkonsumsi produk impor dari pada produk lokal.
    Ada beberapa dampak yang akan ditimbulkan akibat masyarakat lebih memilih untuk menggunakan produk impor dari pada produk lokal. Beberapa dampak tersebut adalah produksi nasional menurun, lapangan kerja semakin sedikit, pengangguran meningkat, pembangunan terhambat, kesejahteraan masyarakat memburuk.
      Produksi lokal menurun karena sedikitnya permintaan pasar terhadap produk lokal. Jika permintaan pasar sedikit akan menyebabkan perusahan-perusahan lokal yang memproduksi produk lokal tidak mau lagi memproduksi produk lokal. Mungkin saja ini akan menyebabkan mereka beralih, dan bergabung dengan perusahan perusahan asing untuk mendapatkan keuntungan.
       Lapangan kerja semakin sedikit, hal ini juga disebabkan oleh rendahnya permintaan pasar terhadap produk lokal. Karena jika rendah permintaan pasar terhadap produk lokal, maka hal tersebut akan menyebabkan masyarakat lokal yang mempunyai usaha untuk memproduksi produk lokal semakin sedikit, dan lapangan pekerjaan pun ikut menyusut.
Pengangguran meningkat juga banyak disebabkan oleh rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan produk lokal. Hal ini karena jika produk lokal kurang diminati akan menyebabkan perusahan-perusahan kecil sampai menengah yang ada dalam negeri menjadi tidak bisa berkembang. Hal ini lah yang menyebabkan benyak pengangguran karena lapangan pekerjaan semakin berkurang di dalam negeri.
        Pembangunan terhambat sebagian besar disebabkan karena kerisisnya Negara karena bidang ekonomi. Hal ini banyak disebabkan oleh pendapatan negara yang semakin berkurang karena produk impor lebih laku dari pada produk lokal. Padahal produk negara sendiri bisa tidak laku di negara itu. Sebagai contoh di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh trasportasi. Pembangunan disana sangat terbelakang jika dibandingkan dengan di daerah-daerag perkotaan.
         Karena masyarakat banyak yang menganggur, jadi mereka tidak akan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap hari. Dan juga akan berdampak pada permasalahan yang selalu dihadapi oleh negara Indonesia yaitu kemiskinan yang meraja lela. Dengan demikian dapat dipastikan banhwa masyarakat tidak sejahtera.
       Dari dampak-dampak yang dapat ditimbulkan oleh terjadinya diskriminasi produk lokal oleh produk impor, ada beberapa cara untuk menanggulangi agar produk lokal tidak kalah saing dengan produk impordengan berbagai cara antara lain meningkatkan daya saing produk lokal, Mengeluarkan kebijakan safeguard, Solusi complementary, Solusi voluntary export restraint (VER), Standarisasi bagi sebuah produk, Turunkan pajak ekspor semaksimalnya.
     Meningkatkan daya saing produk lokal Caranya adalah dengan memperbaiki masalah infrastruktur. Karena mustahil bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara maju bila tidak ditopang dengan infrastruktur yang memadai. Disini pemerintah paling berpengaruh untuk memperbaiki infrastruktur negara yang akan menunjang pengembangan produk lokal. Dengan begitu produk lokal akal lebih mudah berasing dengan produk-produk dari negara-negara luar.
        Mengeluarkan kebijakan safeguard yaitu pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). Strategi ini dilakukan jika memang pemerintah tidak mampu berkompetisi dengan beberapa sektor perdagangan luar negeri sehingga produk impor tidak terlalu banyak di negara kita. Hal ini akan menyebabkan di negara kita akan lebih banyak beredar produk lokal dari pada produk impor.
Solusi complementary seperti apa yang dikatakan oleh A Prasetyantoko (analis kebijakan dari Center for Financial Policy Studies), Indonesia perlu memperhatikan struktur produksi dan ekspor mana yang berbeda dari negara luar. Jadi apa yang tidak di produksi di negara luar, maka produk itu dapat dijadikan produk ekspor andalan Indonesia ke negara luar. Itulah yang disebut dengan solusi complementary atau kebijakanperdagangan yang saling melengkapi antara Indonesia dengan negara luar.
           Dengan VER, Indonesia dapat meminta negara luar untuk secara sukarela membatasi ekspornya ke Indonesia. Caranya adalah dengan meminta negara luar mencabut subsidi ekspor dan membeli lebih banyak lagi dari Indonesia. Ini akan bisa memperkenalkan produk-produk dari Indonesia ke negara-negara luar. Dan juga akan menyebabkan berkembangnya perekonomian Indonesia untuk yang lebih maju.
           Dengan penerapan standarisasi bagi sebuah produk diharapkan mutu dari suatu produk terjamin, sehingga masyarakat kita akan lebih percaya terhadap produk yang dihasilkan dari dalam negerinya sendiri. Dengan penerapan tindakan ini diharapkan dapat meminimalisasi pasokan barang-barang impor yang masuk ke negara Indonesia ini. Dan akan  menyebabkan masyarakat lebih mencintai produk lokal dari pada produk impor.
          Turunkan pajak ekspor semaksimalnya, dan perketat pajak masuknya barang impor yang tentunya dengan harga yang demikian murah dapat menghancurkan industri dalam negeri yang baru bertumbuh. Jika hal tersebut terjadi, akan menyebabkan negara lain akan berpikir untuk mengekspor barang ke Indonesia karena pajak yang tinggi.









 [p1]b
 [p2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar